Mojokerto ialah salah satu kota di Jawa Timur yang masuk dalam Gerbang kertosusila, merupakan daerah dalam kawasan metropolitan Surabaya yang meliputi Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, serta Lamongan. Nama Mojokerto, berasal dari nama tumbuhan maja yang berkembang di salah satu desa di situ, serta” kerto” berasal dari“ kerta raharja” yang bermakna tenteram. Nama Mojokerto berarti tempat tumbuhnya tumbuhan maja yang tenteram.
Perihal yang unik dari Mojokerto merupakan santapan
onde-onde nya, pada era Majapahit, kue onde- onde banyak ditemui di Mojokerto.
Apalagi, di Mojokerto terdapat toko yang dibentuk secara spesial buat menjual
onde- onde, ialah Toko Bo Liem semenjak 1929. Semenjak dikala itu, Mojokerto
disebut sebagai kota onde- onde. Onde- onde tidaklah makanan asli Indonesia,
melainkan dari Cina yang terbuat pada masa kekuasaan Dinasti Zhou dekat 1045-
256 Masehi. Kemudian, onde- onde awal kali dibawa oleh pedagang Cina, Laksamana
Cheng Ho dari Dinasti Ming ke Indonesia pada 1300- 1500. Awal mulanya, onde-
onde cumalah hidangan yang berisi pasta gula merah dengan cita rasa yang manis.
Sesudah datang ke Indonesia, onde- onde dimodifikasi dengan meningkatkan cita
rasa gurih.
Salah satu kebudayaan yang berada di mojokerto adalah seni bantengan. Seni Bantengan. Kesenian rakyat Bantengan berasal dari Kecamatan Pacet tepatnya di desa Made yang dahulunya ialah desa yang bersebelahan dengan lereng Gunung Welirang. Konon kawasan hutan tersebut banyak hidup beragam hewan liar terhitung antara lain Banteng yang dikala ini telah punah. Pada dikala itu, seseorang penduduk desa Made yang bernama Paimin tengah merambah hutan serta memperoleh seonggok kerangka Banteng yang masih lengkap. Kerangka Banteng itu dengan sulit payah dibawah kembali serta dibersihkan setelah itu ditempatkan di salah satu tempat rumahnya. Dari peristiwa itu Paimin menemukan inspirasi buat mengenang binatang Banteng dengan suatu atraksi Atraksi itu dimainkan 2 orang, 1 orang didepan memainkan kepala serta sekalian selaku kaki depan serta 1orang dibelakang selaku pinggul sekalian sebagai kaki belakang. Antraksi gerakannya menggambarkan, gerakan– gerakan serta perilaku banteng sewaktu lagi berkelahi. Buat menyemarakkan atraksi itu dilengkapi dengan musik terbang serta jidor. Dalam atraksi ditampilkan banteng lagi berlaga dengan binatang lain semacam harimau, kera dab burung apalagi mulai dikembangkan dengan kesenian pencak silat serta barongsai. Begitulah cerita pendek seni Bantengan dan Kota Mojokerto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar